WORKSHOP PEMBELAJARAN DARING

WONOSARI- Selasa 1 September 2020 Bahron Rasyid, S.Pd., M.M. selaku Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Gunungkidul menghadiri kegiatan Workshop Pembelajaran Daring Menyambut Era Digital Pada Masa Pandemi COVID-19. Kegiatan yang diselenggarakan oleh  Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Seni Budaya Jenjang SMP Kabupaen Gunungkidul diikuti oleh 24 peserta dari guru seni SMP se Kabupaten Gunungkidul. Bertempat di SMP 1 Wonosari kegiatan berlangsung dengan menjalankan protokol kesehatan pencegahan virus COVID-19.

Ketua MGMP Seni Budaya Kabupaten Gunungkidul dalam sambutanya menyampaikan bahwa kegiatan workshop diikuti oleh 24 guru seni rupa, seni tari, dan seni musik se- Kabupaten Gunungkidul.  Beliau berhap dengan kehadiran tamu undangan dapat meningkatakan semangat peserta dalam meningkatkan kompetensi seni budaya. Beliau menyampaikan lebih lanjut bahwa pada bulan Oktober akan menyelagrakan pamerean dan pertunjukan virtual.

“pertunjukan virtual tersebut merupakan bentuk apresiasi terhadap siswa, yang dapat diakses melalui youtube”. Jelas Ketua MGMP Seni Budaya Kabupaten Gunungkidul.

Muh. Nurhadi, S.Pd, M.Hum. selaku Kepala Sekolah SMP 1 Wonosari menyambut atusias kegiatan Workshop Pembelajaran Daring yang diselegarankan oleh MGMP Seni Budaya Kabupaten Gunungkidul.

“Semoga bapak-ibu dapat mengikuti dengan sebaik-baiknya dan dapat diterapkan dalam pembelajaran”. Pungkas Nurhadi.

Bahron Rasyid, S.Pd., M.M. membuka secara langsung kegaiatan Workshop Pembelajaran Daring yang dalam sambutan menyampaiakan bahwa di tengah-tengah keadaan pandemi COVID-19 saat ini kita di paksa dalam segala hal termasuk didalamya pembelajaran daring, dengan diasumsikan pembelajaran daring akan tetap berlanjut samapai akhir Deseber 2020. Beliau menjelaskan bahwa pembelajaran daring saat ini dirasa sungguh tidak enak serta anak-anak sudah bosan berada dirumah.

Bahron Rasyid, S.Pd., M.M. berhapa belajar dirumah dan daring dapat meningkat dikarenkan di Kabupaten Gunungkidul pembelajaran daring belum sepenuhnya diikuti oileh peserta didik.

“untuk jenjang SMP baru 50% dan jenjang SD 30% yang dapat mengikuti daring”. Jelas Bahron.

Beliau menjelaskan bahwa ada tiga hambatan dalam pembelajaran daring diantaranya tidak semua tempat tinggal peserta didik terjangkau internet, tidak semu peserta didik memiliki alat untuk mengakses internet, dan tidak semua peserta didik mampu menggunakan alat untuk pemeblajaran daring.

“Kita akan berusaha terus, anak kita tidak boleh kita hentikan, anak-anak kita harus tetap belajar,  tentu kita maksimalakan dengan belajar di rumah”. Pungkas Bahron.

Komentar