Adanya keterbatasan dana dan sumber daya manusia bukanlah menjadi halangan bagi suatu daerah untuk meraih keberhasilan dalam menjalankan pembangunan sumber daya manusia. Dengan kreativitas, ketekunan, kerja keras dan kerja sama semua pihak maka bukan hal yang mustahil jika suatu daerah dapat meraih keberhasilan dan jadi contoh di tingkat nasional.
Itulah yang dialami oleh Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dahulu jika mendengar kata Gunungkidul maka terbayang di benak kita suatu daerah yang selalu mengalami “kekeringan”. Tapi sekarang, Kabupaten dengan semboyan “Gunungkidul HANDAYANI” (Hijau, Aman, Normatif, Dinamis, Amal, Yakin, Asah Asih Asuh, Nilai Tambah, Indah) sudah banyak banyak mengalami kemajuan pesat.
Di bidang pendidikan, pemuda, dan olah raga, kabupaten dengan Ibu kotanya Wonosari ini memiliki prestasi membanggakan yang sudah mendapat pengakuan di tingkat nasional.
“Pemda Kabupaten Gunungkidul, khususnya Dinas Pendidikan, Pemuda, Olah Raga (Disdikpora) menghadapi tantangan dalam melakukan pembangunan yaitu sumber daya manusia yang terbatas. Sementara tuntutan untuk memberikan pelayanan pendidikan terus meningkat,” kata Kelik Yuliantoro S.Sos, M.M Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunungkidul.
“Solusinya, kami membuat sejumlah aplikasi untuk mendukung pelaksanaan berbagai program di Dinas Pendidikan, Pemuda, Olah Raga,” katanya di sesi Presentasi dan Wawancara dengan Dewan Juri TOP DIGITAL Awards 2019 di Jakarta, Selasa 15 Oktober 2019.
Dari belasan aplikasi yang sudah digunakan, aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Sekolah (SIPKS) jadi salah satu aplikasi unggulan. Aplikasi ini digunakan untuk merencanakan kegiatan dan anggaran sekolah sehingga mampu menyajikan data penganggaran hingga pelaporan secara terstruktur, akuntabel, dan transparan di lingkup sekolah, daerah dan terintegrasi dengan aplikasi LAPOR BOS Pusat Kemendikbud.
Kelik Yuliantoro menjelaskan bahwa aplikasi SIPKS dapat digunakan untuk pengelolaan keuangan sekolah, mengakomodir aturan-aturan dari Kemendikbud, mengakomodir aturan keuangan daerah dan pajak, serta media controlling anggaran hingga pelaporan keuangan sekolah. Aplikasi ini sudah digunakan Pemda Kabupaten Gunungkidul sejak 2016.
“Pada tahun 2018, aplikasi SIPKS resmi diakui sebagai aplikasi keuangan sekolah oleh Kemendikbud RI yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dengan MoU No. 9973/d/KS/2018. Namanya menjadi Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RKAS),” tambahnya.
Di tahun 2019, Disdikpora Kabupaten Gunungkidul juga telah meluncurkan Program Gunungkidul Cerdas bekerja sama dengan Google. Program ini memanfaatkan TI untuk memberikan fasilitas pendidikan untuk seluruh masyarakat berupa media pembelajaran berbasis online seperti video, audio, link, panduan materi dan tugas sekolah.
“Kami memberikan layanan Gunungkidul Cerdas secara gratis. Kegiatan belajar tanpa harus tatap muka. Para guru dan siswa memiliki akun yang digunakan untuk pembelajaran bersama. Program ini sudah menjadi program unggulan dalam pengembangan Smart City Kabupaten Gunungkidul,” jelas Kelik Yuliantoro.
Dengan berbagai program Disdikpora yang memanfaatkan TI maka tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia di Kabupaten Gunungkidul.
Jumat, 20 September 2024